• Home
    Home 

  • Articles
    Articles 

  • Happenings
    Happenings 

  • Eksentriks
    Eksentriks 

  • Community
    Community 
  • Home
  • Asian Arts Magazine  ▾
    • News
    • Arts
    • Culture
    • Films
    • Literature
    • Music
    • Performing Arts
    • Photography
    • Poems
    • Stories
  • Artist Registry
  • Arts Community
  • Happenings

  • Sign In
  • Submit Stories & Poems
  • List Your Events
  • Be On Artist Registry

  • What Is Eksentrika?
  • Get In Touch With Us
  • FAQ
  • Join Our Monthly Newsletter
  • Eksentrika Facebook
  • Eksentrika Instagram
  • Eksentrika Twitter
  • Eksentrika Linkedin
  • Eksentrika Telegram
  • Start Writing
  • Asian Arts Magazine
  • Artist Registry
Arts & Culture Malaysia | Eksentrika
Eksentrika Login
CERPEN | Buang oleh M. Mahendran
M. Mahendran

Written by M. Mahendran

CERPEN | Buang oleh M. Mahendran

Share this article via


“Buang saja.”

“Tak boleh.”

“Tak boleh?”

“Memang tak boleh.”

“Itu yang saya tanya, kenapa tak boleh?”

“Bukankah saya sudah jawab, tak boleh, kenapa tanya lagi?”

“Kamu masih belum jawab soalan aku.”

“Saya sudah jawab. Tak mengerti?”

“Kamu berdalih. Tak ada alasan kukuh.”

“Hendak kukuh macam mana lagi?”

“Kamu takut sebenarnya.”

“Tak.”

“Jangan bohong. Kamu takut.”

“Saya tak takut pun.”

“Kalau kamu tak takut, buang sajalah”

“Tak boleh.”

“Itulah yang aku tanya, kenapa tak boleh?”

“Sebab saya tak boleh lakukan. Jadi sudah tentu tak boleh.”

“Jadi kamu nak buat apa sekarang?”

“Saya tak akan buang. Soalan apa yang awak tanya ini?”

“Aku tak puas hati dengan jawapan kamu.”

“Itu bukan masalah saya.”

“Bukan masalah kamu?”

“Ya, bukan masalah saya.”

“Jadi kamu hendak biarkan saja begitu tanpa membuangnya?”

“Ya, begitulah rupanya.”

“Jangan buat aku marah!”

“Itu hak kamu untuk marah. Marahlah, saya tak kisah pun.”

“Aku tak akan biarkan kamu bebas selagi kamu tak buang.”

“Siapakah kamu untuk mengongkong saya?”

“Sahabat kamu.”

“Jadi?”

“Jadi, apa yang aku suruh semua perlu kamu laksanakan.”

“Oh, ada begitu?”

“Jangan banyak soal. Buat apa yang saya suruh!”

“Marah? Sebagai seorang kawan aku ada hak tersendiri. Awak tak boleh menghalang kebebasan aku.”

“Kebebasan konon. Jika kamu tak buang, kamu bukan kawan aku lagi.”

“Itu sudah menjadi lebih bagus.”

“Oh, lebih bagus?”

“Ya, lebih bagus. Aku hanya perlukan kawan, bukan seorang pengarah.”

“Oh, kamu sudah sampai ke tahap itu rupanya. Kamu sudah lama memendam benci terhadap aku?”

“Tak tahu.”

“Kata-katamu mencerminkan siapa kamu sebenarnya.”

“Begitu?”

“Kamu sudah berubah.”

“Begitu?”

“Kamu ingkar. Kamu sudah berubah. Tidak seperti seorang sahabat yang sepatutnya ada.”

“Ya, sudah berkawan lama.”

“Sejak tadika.”

“Ya, hubungan kita sudah sepatutnya matang.”

“Maksud awak matang bagaimana? Tak faham.”

“Kamu patut dengar cakap aku.”

“Awak pun.”

“Aku lebih tua dari kamu. Senior tahu!”

“Itu bukan bermaksud aku perlu ikut semua arahan kamu.”

“Aku tahu kamu tak suka.”

“Jadi?”

“Suka atau tidak, kamu harus buang juga.”

“Saya sayang.”

“Sayang pun kena buang juga.”

“Tak mahu.”

“Tak mahu, kamu sudah pasti tak akan dapat.”

“Tak ada cara lain?”

“Memang tak adalah, bangang!”

“…”

“Itu bukan harta kamu. Dah buang pun masih ada lagi.”

“Buang sikit saja boleh?”

“Mana boleh, nanti kamu tak akan dapat.”

“Begitu?”

“Ya.”

“Saya baru simpan.”

“Selama ini pun mana kamu pernah buang betul-betul.”

“Tapi kali ini sudah banyak.”

“Aku susah payah untuk masa depan kamu, kamu ingkar, ya? Nanti aku beritahu bapa kamu.”

“Jangan!”

“Jadi, kamu harus buang sekarang juga. Esok kamu harus ke situ.”

“…”

“Jangan duduk macam itu saja. Cepat pergi cukur, buang misai dan jambang kamu yang macam lalang itu.”

“Hmmm… baik.”

“Orang susah-susah cari kerja untuk kamu, pergi temuduga pun tak tahu nak kemaskan diri.”

Gambar ehsan hazy momo di Unsplash

We Now Have A Super Cool Artist Registry

M. Mahendran

Leave a Reply Cancel reply

You must be logged in to post a comment.

  1. KA.S. ANNADURAI says:
    December 17, 2020 at 9:00 am

    Hahaha. Penuh dengan suspen. Satu pendekatan yang baik. Cerpen dialog. Tahniah!

    Log in to Reply

Start Writing!

We accept short stories, poems, opinion pieces, and essays on a complimentary basis.

SUBMIT

Other Stories You May Like

An Opaque Dream by Mikhail Jamil

An Opaque Dream by Mikhail Jamil

Mikhail Jamil

A Wolf, a Chipmunk & Thirteen Kids by Amizura Hanadi

A Wolf, a Chipmunk & Thirteen Kids by Amizura Hanadi

Amizura Hanadi

Raasammah Paatti oleh M.Mahendran

Raasammah Paatti oleh M. Mahendran

M. Mahendran

Love Caught Off Guard by Firzana R

Love Caught Off Guard by Firzana R

Firzana R

short story the dragon m navin

The Dragon by M. Navin

M. Navin

A Surprise Delivery Premonitions by Russell Ting

A Surprise Delivery; Premonitions by Russell Ting

ghostsofwords

About Eksentrika

Eksentrika is an arts community and an online Asian arts magazine with an artist registry. Join us to get inspired and find Asian artists here!

Quick Links

  • About Eksentrika
  • Contact Us
  • F.A.Q.

Join Our Newsletter

 


All Rights Reserved © 2021 Eksentrika | By eJeeban Web Design Company

  • Eksentrika Facebook
  • Eksentrika Instagram
  • Eksentrika Twitter
  • Eksentrika Linkedin
  • Eksentrika Telegram